Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023, Ini Jadwal dan Dampaknya

Jumat, 07 April 2023 | 10:49 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023, Ini Jadwal dan Dampaknya

ILUSTRASI. Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada 20 April 2023 nanti.


GERHANA - Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada 20 April 2023 nanti. Mengapa disebut Gerhana Matahari Hibrida? 

Gerhana Matahari Hibrida adalah pada waktu yang bersamaan terjadi dua macam Gerhana, yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. 

Dikutip dari akun Instagram resmi Planetarium & Observatorium Jakarta, tipe Gerhana Matahari Hibrida sangatlah langka. Gerhana Matahari Hibrida terakhir terjadi di Indonesia 216 tahun yang lalu. 

Baca Juga: Apa itu Fenomena Ekuinoks Maret? Berikut Penjelasan dan yang Terjadi di Indonesia

Kemudian baru akan terjadi lagi pada tahun 2049 mendatang. Di Jakarta, fenomena ini akan tampak dengan porsi ketertutupan mencapai 39%. 

Bagi kalian yang ingin mengamatinya, harap berhati-hati dan selalu gunakan alat bantu kacamata atau filter Matahari.

Pengamatan fenomena Gerhana Matahari Hibrida tersebut akan dipusatkan di Planetarium dan Observatorium Jakarta Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Sarat Budaya, Tonton 8 Rekomendasi Drama Korea Kerajaan Terbaik Ini

Proses terjadinya Gerhana Matahari Hibrida 

Gerhana Matahari Hibrida adalah pada waktu yang bersamaan terjadi dua macam Gerhana, yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.

Dirangkum dari laman resmi Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. 

Sementara, untuk Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari. 

Baca Juga: Bakal Ada 4 Gerhana di 2023, Masyarakat Indonesia Bisa Menyaksikan 3 di Antaranya

Kemudian, di tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari. 

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. 

Sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan. Sehingga, Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. 

Baca Juga: 7 Rekomendasi Drakor Kerajaan Terbaik, dari yang Lawas hingga Terbaru Ada Semua

Wilayah yang mengalami Gerhana Matahari 

Gerhana Matahari Hibrida dapat disaksikan disejumlah wilayah di Indonesia, di antaranya:

Maluku 

  • Pulau Kisar 
  • Pulau Maopora 
  • Pulau Damar 
  • Pulau Watubela

Baca Juga: Ada Moon Lovers, Tonton 6 Drakor Perjalanan Waktu Beragam Genre Ini Yuk

Papua Barat 

  • Kepulauan Antalisa 
  • Randepandai 
  • Roswar 
  • Pulau Num

Baca Juga: Siapkan Tisu Sebelumnya, Ini Rekomendasi 7 Drakor Sedih Terbaik

Papua 

  • Wooi 
  • Serui 
  • Biak Kota

Sementara itu, wilayah Indonesia yang mengalami gerhana Matahari sebagian adalah Yogyakarta, Medan, dan Jayapura. Yogyakarta menjadi wilayah yang memulai gerhana Matahari sebagian paling awal. 

Tetapi, wilayah yang lebih awal mengakhiri gerhana Matahari sebagian adalah Medan dan wilayah yang paling terakhir memulai dan mengahiri fenomena ini adalah Jayapura.

Baca Juga: Mengenal Wolf Moon, Fenomena Full Moon atau Bulan Purnama Pertama di Tahun 2023

Dampak Gerhana Matahari Hibrida

Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan sejumlah dampak Gerhana Matahari Hibrida.

Dikutip dari Kompas.com (27/3/2023), Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan sejumlah dampak Gerhana Matahari Hibrida. Nah, beberapa dampak Gerhana Matahari Hibrida antara lain: 

1. Cuaca menjadi gelap 

Andi menerangkan, salah satu perubahan ketika gerhana Matahari terjadi adalah langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap seperti malam hari. 

Baca Juga: Kecuali Gerhana Matahari Cincin, Ini 3 Gerhana yang Bisa Disaksikan di Indonesia

"Konsekuensinya adalah bintang yang selama ini tidak terlihat saat siang hari dikarenakan intensitas (sinar) Matahari lebih dominan, bintang tersebut akan muncul," kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (26/3/2023). 

Ia juga menyampaikan bahwa planet-planet yang berada di atas ufuk (garis pemisah Bumi dan langit) akan terlihat ketika gerhana Matahari terjadi. 

Baca Juga: Gerhana Bulan Total 8 November 2022: Link Live Streaming Pengamatan dan Jadwal

2. Penurunan suhu 

Di samping langit yang berubah menjadi gelap ketika siang hari, perubahan lain ketika gerhana Matahari adalah penurunan suhu. Wilayah yang mengalami gerhana Matahari akan merasakan penurunan suhu sebesar 4-5 derajat Celcius. 

"Udara di sekitar menjadi sangat dingin. Hal ini karena intensitas radiasi Matahari itu berkurang," jelas Andi. Ia mengutarakan bahwa penurunan suhu dapat terjadi ketika gerhana Matahari total maupun cincin.

Baca Juga: 8 Hujan Meteor yang Terjadi Bulan November 2022, Mau Lihat Fenomena Astronomi ini?

3. Perubahan perilaku hewan nokturnal 

Andi juga mengatakan, gerhana Matahari menyebabkan perilaku hewan nokturnal berubah selama fenomena ini berlangsung. 

Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari namun beraktivitas dan mencari makanan ketika malam hari. Dalam hal ini, hewan nokturnal seperti burung hantu akan terbangun untuk sesaat ketika gerhana Matahari berlangsung. 

Baca Juga: Hari Ini Gerhana Bulan Total, Catat Waktu dan Lokasi untuk Melihat

Kendati demikian, hewan nokturnal akan kembali tidur setelah gerhana Matahari selesai. "Untuk dampaknya ke hewan memang ada beberapa hewan tertentu yang peka terhadap cahaya," tutur Andi.

"Sehingga di saat terjadi gerhana Matahari sebagian, hewan (tidak nokturnal) mulai gelisah dan saat fase gerhana Matahari total hewan-hewan akan tidur," jelasnya.

Baca Juga: Cara Shalat Gerhana Menurut Muhammadiyah, Malam Ini (8/11) Gerhana Bulan Total

4. Pasang air laut 

Lebih lanjut, gerhana Matahari juga menyebabkan pasang air laut mengalami peningkatan dari kondisi biasanya. Hal tersebut disebabkan oleh fase konjungsi atau bulan baru ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus. 

Karena pasang air laut dapat meningkat, ia menyarankan masyarakat untuk tidak beraktivitas di pantai atau melakukan pelayaran. "Untuk sementara waktu tidak berlayar atau bermain di area pantai," saran Andi.

Baca Juga: Hari Ini 3 November Ada Fenomena Tengah Hari Akan Datang Lebih Awal, Ini Dampaknya

5. Dapat merusak penglihatan 

Selain memengaruhi perubahan kondisi Bumi dan perilaku hewaan, gerhana Matahari juga berdampak bagi manusia. Sebabnya fenomena tersebut berisiko merusak retina mata apabila manusia melihat gerhana Matahari secara langsung. 

Oleh karena itu, Andi mengimbau supaya masyarakat menggunakan kacamata gerhana untuk menyaksikan gerhana Matahari total dan sebagian. 

Baca Juga: Wajib Nonton, Ini 5 Rekomendasi Drakor Saeguk Terbaik

"Jika masyarakat mempunyai alat atau instrumen seperti teropong astronomi atau teropong medan binokuler atau monokuler, sebelum mengamati gerhana lebih dulu harus memasang filter di depan instrumen," imbuh Andi. 

Di sisi lain, Andi juga meminta masyarakat tidak melihat gerhana Matahari melalui pantulan permukaan air. Pasalnya, permukaan air dapat memantulkan cahaya dari gerhana Matahari dan hal ini berisiko merusak mata.

Demikian penjelasan mengenai fenomena Gerhana Matahari Hibrida, jadwal serta wilayah yang mengalami Gerhana Matahari Hibrida, dan dampak Gerhana Matahari Hibrida. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru